Ta'lim bersama al-ustadz Drs. Muhammad Dimyati, MPd.

21 Oktober 2009

Bencana dari Allah

Ta'lim bersama Ustadz Drs. Muhammad Dimyati, MPd. mengulas kejadian bencana gempa bumi Padang yang terjadi 30 September 2009. Beberapa minggu sebelum gempa Padang pun telah terjadi bencana gempa bumi Tasik yang juga menelan korban cukup banyak.

Firman Allah dalam Al-Qur'an
QS. Al-An'am (6): 63-65
(63) قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
artinya:
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo`a kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur."

(64) قُلِ اللَّهُ يُنَجِّيكُمْ مِنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ أَنْتُمْ تُشْرِكُونَ
artinya:
Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu daripada bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya."

(65) قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
artinya:
Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (nya).


Allah menyelamatkan dari bencana agar manusia mau bersyukur dan tidak mempersekutukan Allah. Allah berkuasa untuk mengirimkan azab, baik dari langit, dari bumi atau dengan cara membuat manusia saling bertentangan satu sama lain dan berbuat keganasan dengan sesamanya. Hal itu semua adalah sebagai tanda-tanda kebesaran Allah, agar manusia memahaminya.

Salah satu janji Allah dalam Al-Qur'an:
QS. Ar'rad (13): 31

وَلَوْ أَنَّ قُرْءَانًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَى بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا أَفَلَمْ يَيْئَسِ الَّذِينَ ءَامَنُوا أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا تُصِيبُهُمْ بِمَا صَنَعُوا قَارِعَةٌ أَوْ تَحُلُّ
artinya:
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al Qur'an itulah dia). Sebenarnya segala itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.


Segala kebaikan adalah dari sisi Allah dan segala keburukan atau bancana adalah sebagai kesalahan manusia. Firman Allah dalam Al-Qur'an:
QS. An Nisaa' (4): 79
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
artinya:
Apa saja ni`mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.


QS.Al-'Araaf (7): 96
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
artinya:
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.


Jika pun Allah mendatangkan angi, hujan atau apapun, bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa itu semua akan merupakan rahmat, bukan siksaan atau adzab.
QS. Al-Furqaan (25) : 48
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا
artinya:
Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,

Mereka, orang-orang jahat yang membuat makar terhadap Allah tidak akan aman atau tidak akan luput dari bencana yang didatangkan Allah kepada mereka.
QS. An Nahl (16) : 45-47
(45) أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ
artinya:
maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari,
(46) أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ
artinya:
atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu),
(47) أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
artinya:
atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Jadi semua kerusakan yang timbul itu adalah karena perbuatan manusia yang zalim, ingkar terhadap Allah.
QS. Ar Ruum (30) : 41-43
(41) ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
artinya:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
(42) قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
artinya:
Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".
(43) فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ الْقَيِّمِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ
artinya:
Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah.

Kenapa dan bagaimana Allah membinasakan?
QS. Al Israa' (17) : 16
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
artinya:
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
QS. Al Israa' (17) : 58
وَإِنْ مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَابًا شَدِيدًا كَانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا
artinya:
Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).
QS. Al Anfaal (8) : 52
كَدَأْبِ ءَالِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ
artinya:
(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir`aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.

Fungsi bencana:
Bencana didatangkan Allah kepada manusia. Semua yang diciptakan allah atu ada tujuannya, ada gunanya, tidak sis-sia, atau ada fungsinya. Fungsi bencana bagi manusia adalah:
  • Sebagai peringatan, dengan peringatan itu sebaiknya kita harus koreksi tentang keimanan kita, harus memperbaiki keimanan kita, harus lebih mendekatkan diri kepada Allah, harus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt.
  • Sebagai musibah, dengan musibah itu kita harus bersabar dan bertawakal kepada Allah, mengembalikan semuanya kepada Allah.
  • Sebagai adzab, adzab atau siksa adalah bagi orang-orang yang zalim, orang-orang yang ingkar.
Dengan adanya bencana sebaiknya kita membangun kepedulian untuk saling tolong-menolong. Tapi ada sebahagian orang yang tidak mau membangun kepedulian, bahkan mereka ada pula yang berkarakteristik dengki.
QS. Ali Imran (3) : 120
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
artinya:
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.

Allah menginformasikan kepada Kaum Muslim, bahwa orang-orang yang dengki itu adalah golongan Yahudi dan Nasoro.
QS Al-Baqoroh (2) : 120
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
artinya:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

...











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Siroh Osama bin Laden

Sumber: http://www.adl.org/terrorism_america/bin_L.asp
Osama bin Laden

Al Qaeda was founded in 1988 by Osama bin Laden to consolidate the international network he established during the Afghan war. Its goals were the advancement of Islamic revolutions throughout the Muslim world and repelling foreign intervention in the Middle East.

Bin ladenBin Laden, son of a billionaire Saudi businessman, became involved in the fight against the Soviet Union’s invasion and occupation of Afghanistan, which lasted from 1979 to 1988 and ended with a Soviet defeat at the hands of international militias of Muslim fighters backed by the U.S., Saudi Arabia and Pakistan. Together with Palestinian Muslim Brotherhood leader, Abdullah Azzam, bin Laden ran one of seven main militias involved in the fighting. They established military training bases in Afghanistan and founded Maktab Al Khidamat, or Services Office, a support network that provided recruits and money through worldwide centers, including in the U.S.

Bin Laden and Azzam had different visions for what to do with the network they had established. Bin Laden decided to found Al Qaeda, based on personal affiliations created during the fighting in Afghanistan as well as on his own international network, reputation and access to large sums of money. The following year Azzam was assassinated. After the war ended, the Afghan-Arabs, as the mostly non-Afghan volunteers who fought the Soviets came to be known, either returned to their countries of origin or joined conflicts in Somalia, the Balkans and Chechnya. This benefited Al Qaeda’s global reach and later helped cultivate the second and third generations of Al Qaeda terrorists.

Following the first Gulf War, Al Qaeda shifted its focus to fighting the growing U.S. presence in the Middle East, particularly in Saudi Arabia, home to Islam’s most sacred shrines. Al Qaeda vociferously opposed the stationing of U.S. troops on what it considered the holiest of Islamic lands and waged an extended campaign of terrorism against the Saudi rulers, whom bin Laden deemed to be false Muslims. The ultimate goal of this campaign was to depose the Saudi royal family and install an Islamic regime on the Arabian peninsula. The Saudi regime subsequently deported bin Laden in 1992 and revoked his citizenship in 1994.

In 1991 bin Laden moved to Sudan, where he operated until 1996. During this period, Al Qaeda established connections with other terror organizations with the help of its Sudanese hosts and Iran. While in Sudan, Al Qaeda was involved in several terror attacks and guerrillaactions carried out by other organizations. In May 1996, following U.S. pressure on the Sudanese government, bin Laden moved to Afghanistan where he allied himself with the ruling Taliban.

Between 1991 and 1996, Al Qaeda took part in several major terror attacks. Al Qaeda was involved in the bombing of two hotels in Aden, Yemen, which targeted American troops en route to Somalia on a humanitarian and peacekeeping mission. It also gave massive assistance to Somali militias, whose efforts brought the eventual withdrawal of U.S. forces in 1994. Bin Laden was also involved in an assassination attempt against Egyptian president Hosni Mubarak in Ethiopia in June 1995. Two major terrorist actions against the U.S. military in Saudi Arabia, a November 1995 attack in Riyadh and the June 1996 Khobar Towers bombing, also fit Al Qaeda’s strategy at the time, but their connection to Al Qaeda is not entirely clear. There is little evidence to suggest a significant connection between bin Laden and the first World Trade Center bombing in 1993.

After moving to Afghanistan, bin Laden escalated his anti-American rhetoric. In an interview with the Independent in July 1996, bin Laden praised the Riyadh and Dhahram attacks on U.S. forces in Saudi Arabia, saying it marked “the beginning of war between Muslims and the United States.” He did not take responsibility for the attacks, but said that “not long ago, I gave advice to the Americans to withdraw their troops from Saudi Arabia.” On August 23, 1996, bin Laden issued Al Qaeda’s first “declaration of war” against America, his “Message from Osama bin Laden to his Muslim brothers in the whole world and especially in the Arabian Peninsula: declaration of jihad against the Americans occupying the Land of the Two Holy Mosques (Saudi Arabia); expel the heretics from the Arabian Peninsula.”

In February 1998 bin Laden and several leading Muslim militants declared the formation of a coalition called the International Islamic Front for Jihad Against the Jews and Crusaders to fight the U.S. Member organizations included Al Qaeda, the Egyptian Islamic Jihad led by Dr. Ayman al-Zawahiri, the Egyptian Islamic Group, and organizations engaged in Kashmir and Bangladesh. Bin Laden was appointed to head the Front’s council (shura). The militants signed a fatwa (religious opinion) outlining the Front’s ideology and goals. The fatwa was published in a London-based Arabic paper, Al Quds Al Arabi; it called on all Muslims to “kill the Americans and their allies - civilians and military,” wherever they may be.

Subsequently, Al Qaeda escalated its war against the U.S. In August 1998, Al Qaeda bombed two U.S. embassies in East Africa (Nairobi, Kenya, and Dar es Salaam, Tanzania) killing more than 200 people, including 12 Americans. In retaliation, the U.S. attacked targets in Sudan and Afghanistan. In October 2000, Al Qaeda bombed the U.S.S. Cole, an American guided-missile destroyer at Aden, Yemen, killing 17 American servicemen. It committed its most devastating attack on September 11, 2001, when 19 Al Qaeda operatives hijacked four passenger planes and drove two into the Twin Towers in New York City and one into the Pentagon; a fourth plane crashed in rural Pennsylvania. Nearly 3,000 people were killed in the attack.

KOPAS: http://www.adl.org/terrorism_america/bin_L.asp