Ta'lim bersama al-ustadz Drs. Muhammad Dimyati, MPd.

Tugas Kewajiban Kita Kepada Allah; Ta'lim oleh: Ustadz Abdurrozaq

Ta'lim Musola Al Falah 06-03-2011
Bersama Ustada Abdul Rozaq


Tugas / kewajiban kita kepada Allah atau dapat juga dikatakan sebagai "Akhlaq terhadap Allah" adalah: 
  1. Beribadah kepada Allah dan tanpa syirik sedikitpun 
  2. Bersyukur atas  nikmat, rahmat, karunia, serta barokah dan hidayah yang diberikan Allah kepada kita 
  3. Taubat, istighfar, sadar dan sadar telah banyak berbuat maksiyat 
  4. Berdo'a, memohon kepada Allah


1. Tugas kewajiban kita yang pertama adalah beribadah kepada Allah dengan baik, tanpa syirik sedikitpun terhadap Allah adalah salah satu kewajiban kita terhadap Allah: 
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. QS Adz Dzaariyaat (51): 56 
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.  QS Al Bayyinah (98): 5 
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).  QS An Nahl (16): 36 


Beribadah itu juga adalah suatu bentuk ketaqwaan kita kepada Allah; beribadah, taat (taqwa), juga sebagai bentuk keIslaman kita: 
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.  QS Ali Imron (3): 102 


Allah menyukai orang2 yang beribadah, tidak syirik, tidak sombong dan berbuat baik dengan ibu-bapa, karib-kerabat, anak2 yatim orang2 miskin dan orang2 dekat kita:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,  QS An Nisaa' (4) ; 36 

Bahaya syisik adalah bahwa syirik mendapat ancaman siksa dari Allah, dan karena syirik adalah merupakan dosa yang tidak diampuni, sehingga kalau demikian kita termasuk orang2 yang merugi:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. QS An Nisaa' (4) : 48
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.  QS Az Zumar (39): 65
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.  QS Al Maidah (5) : 72


2. Tugas kewajiban kita yang kedua adalah bahwa kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat, rahmat, taufiq dan hidayah dari Allah, juga atas berbagai fasilitas dan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita yang tidak dapat kita hitung atau sebutkan satu per satu :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku.  QS Al Baqoroh (2) : 152
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.  QS Al Baqoroh (2) : 172
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".  QS Ibrahim (14) : 7



3. Tugas kewajiban kita yang ketiga adalah bertaubat, istighfar, sadar bahwa kita adalah hamba yang banyak berdosa, dan juga kita jangan berputus-asa dari rahmat Allah:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".  QS At Tahriim (66) : 8
قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  QS Az Zumar (39) : 53

...

1 komentar:

Siroh Osama bin Laden

Sumber: http://www.adl.org/terrorism_america/bin_L.asp
Osama bin Laden

Al Qaeda was founded in 1988 by Osama bin Laden to consolidate the international network he established during the Afghan war. Its goals were the advancement of Islamic revolutions throughout the Muslim world and repelling foreign intervention in the Middle East.

Bin ladenBin Laden, son of a billionaire Saudi businessman, became involved in the fight against the Soviet Union’s invasion and occupation of Afghanistan, which lasted from 1979 to 1988 and ended with a Soviet defeat at the hands of international militias of Muslim fighters backed by the U.S., Saudi Arabia and Pakistan. Together with Palestinian Muslim Brotherhood leader, Abdullah Azzam, bin Laden ran one of seven main militias involved in the fighting. They established military training bases in Afghanistan and founded Maktab Al Khidamat, or Services Office, a support network that provided recruits and money through worldwide centers, including in the U.S.

Bin Laden and Azzam had different visions for what to do with the network they had established. Bin Laden decided to found Al Qaeda, based on personal affiliations created during the fighting in Afghanistan as well as on his own international network, reputation and access to large sums of money. The following year Azzam was assassinated. After the war ended, the Afghan-Arabs, as the mostly non-Afghan volunteers who fought the Soviets came to be known, either returned to their countries of origin or joined conflicts in Somalia, the Balkans and Chechnya. This benefited Al Qaeda’s global reach and later helped cultivate the second and third generations of Al Qaeda terrorists.

Following the first Gulf War, Al Qaeda shifted its focus to fighting the growing U.S. presence in the Middle East, particularly in Saudi Arabia, home to Islam’s most sacred shrines. Al Qaeda vociferously opposed the stationing of U.S. troops on what it considered the holiest of Islamic lands and waged an extended campaign of terrorism against the Saudi rulers, whom bin Laden deemed to be false Muslims. The ultimate goal of this campaign was to depose the Saudi royal family and install an Islamic regime on the Arabian peninsula. The Saudi regime subsequently deported bin Laden in 1992 and revoked his citizenship in 1994.

In 1991 bin Laden moved to Sudan, where he operated until 1996. During this period, Al Qaeda established connections with other terror organizations with the help of its Sudanese hosts and Iran. While in Sudan, Al Qaeda was involved in several terror attacks and guerrillaactions carried out by other organizations. In May 1996, following U.S. pressure on the Sudanese government, bin Laden moved to Afghanistan where he allied himself with the ruling Taliban.

Between 1991 and 1996, Al Qaeda took part in several major terror attacks. Al Qaeda was involved in the bombing of two hotels in Aden, Yemen, which targeted American troops en route to Somalia on a humanitarian and peacekeeping mission. It also gave massive assistance to Somali militias, whose efforts brought the eventual withdrawal of U.S. forces in 1994. Bin Laden was also involved in an assassination attempt against Egyptian president Hosni Mubarak in Ethiopia in June 1995. Two major terrorist actions against the U.S. military in Saudi Arabia, a November 1995 attack in Riyadh and the June 1996 Khobar Towers bombing, also fit Al Qaeda’s strategy at the time, but their connection to Al Qaeda is not entirely clear. There is little evidence to suggest a significant connection between bin Laden and the first World Trade Center bombing in 1993.

After moving to Afghanistan, bin Laden escalated his anti-American rhetoric. In an interview with the Independent in July 1996, bin Laden praised the Riyadh and Dhahram attacks on U.S. forces in Saudi Arabia, saying it marked “the beginning of war between Muslims and the United States.” He did not take responsibility for the attacks, but said that “not long ago, I gave advice to the Americans to withdraw their troops from Saudi Arabia.” On August 23, 1996, bin Laden issued Al Qaeda’s first “declaration of war” against America, his “Message from Osama bin Laden to his Muslim brothers in the whole world and especially in the Arabian Peninsula: declaration of jihad against the Americans occupying the Land of the Two Holy Mosques (Saudi Arabia); expel the heretics from the Arabian Peninsula.”

In February 1998 bin Laden and several leading Muslim militants declared the formation of a coalition called the International Islamic Front for Jihad Against the Jews and Crusaders to fight the U.S. Member organizations included Al Qaeda, the Egyptian Islamic Jihad led by Dr. Ayman al-Zawahiri, the Egyptian Islamic Group, and organizations engaged in Kashmir and Bangladesh. Bin Laden was appointed to head the Front’s council (shura). The militants signed a fatwa (religious opinion) outlining the Front’s ideology and goals. The fatwa was published in a London-based Arabic paper, Al Quds Al Arabi; it called on all Muslims to “kill the Americans and their allies - civilians and military,” wherever they may be.

Subsequently, Al Qaeda escalated its war against the U.S. In August 1998, Al Qaeda bombed two U.S. embassies in East Africa (Nairobi, Kenya, and Dar es Salaam, Tanzania) killing more than 200 people, including 12 Americans. In retaliation, the U.S. attacked targets in Sudan and Afghanistan. In October 2000, Al Qaeda bombed the U.S.S. Cole, an American guided-missile destroyer at Aden, Yemen, killing 17 American servicemen. It committed its most devastating attack on September 11, 2001, when 19 Al Qaeda operatives hijacked four passenger planes and drove two into the Twin Towers in New York City and one into the Pentagon; a fourth plane crashed in rural Pennsylvania. Nearly 3,000 people were killed in the attack.

KOPAS: http://www.adl.org/terrorism_america/bin_L.asp